[X]

Minggu, 29 Mei 2011

Khasiat Sawo (Acras Zapota L)


Buah berwarna coklat ini, di Sumatra Barat lebih dikenal dengan sebutan saos. walaupun dalam Bahasa Indonesia disebut sawo, warga Minang lebih nyaman dengan sebutan buah saos.

Umumnya batang saos bisa ditemui di pekarangan rumah warga, ladang, maupun ditanam dalam pot. Proses matangnya buah yang terjadi hampir setiap hari, membuat buah yang satu ini tidak pernah absen mengisi stok buah para pedagang.

Sawo (Acras Zapota L), tingginya bisa mencapai 15 meter. Dari segi fisik, bisa dikenali dengan batangnya yang Keras, berkayu, bulat, bercabang dan berwarna coklat kotor. Dari segi daun, berbentuk tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, panjang kurang dari dari 14 cm dan lebar 3-5 cm. Sementara tangkainya panjang, lebih kurang 1,5 cm, dengan warna hijau mengkilat.

Bunganya termasuk kategori majemuk, berada di ketiak daun, menggantung, berkelamin dua, karangan bunga tiga sampai delapan, daun kelopak bulat, benang sari enam, putik menjulang ke luar, mahkota bentuk tabung, bertaju dan berwarna kuning muda.

Adapun buahnya, buni, bulat, berkulit tipis, berdaging tebal, berair, coklat. Bijinya Pipih, keras, hitam atau coklat. Untuk akarnya, tunggang dan berwarna coklat.

Di balik rasanya yang manis, ternyata tersimpan banyak khasiat. Getah buah dan daunnya, bisa digunakan sebagai obat mencret.

Selain itu, getahnya dapat digunakan untuk campuran gula-gula. Untuk keperluan obat mencret, gunakan lebih kurang 15 tetes getah buah muda, kemudian diseduh dengan 1/2 gelas air matang panas. Hasil seduhan diminum sekaligus.

Selain itu, juga bisa digunakan cara kedua. Ambillah satu buah sawo muda, cuci sampai bersih. Kemudian diparut, lalu diperas dan disaring. Bila perlu, tambahkan sedikit air matang. Selanjutnya diminum, 2 kali sehari. Atau bisa juga dengan menggunakan daun sawo. Sediakan satu mangkok daun, lalu cincang dalam dua gelas air bersih selama 15 menit. Air rebusan, kemudian diminum tiga kali sehari.

Bagi penderita radang mulut, segeralah ambil satu mangkok daun sawo. Lalu cincang dalam 2 gelas air bersih, selama 10 menit. Pakai air hasil rebusan untuk berkumur. Sementara untuk menyembuhkan disentri, ambil 8 buah sawo muda, cuci bersih. Kunyah-kunyah halus dengan garam secukupnya. Sedikit demi sedikit ditelan, lalu minum air hangat. Lakukan 2 kali sehari hingga sembuh.

Berdasarkan penelitian, daun dan batang sawo ternyata mengandung falvonoida. Di samping itu daun juga mengandung saponin dan batangnya juga mengandung tanin. Zat-zat inilah yang mengambil peran penting, dalam menyembuhkan penyakit-penyakit di atas.

Tidak hanya untuk obat, getahnya juga bisa digunakan untuk bahan baku industri permen karet. Jadi permen karet yang biasa dimakan anak-anak, maupun orang dewasa, ada yang terbuat dari getah saos.

Jika diteliti lebih lanjut, ternyata sawo tidak hanya satu jenis saja. Setidaknya,a da tujuh jenis sawo, yang bisa menjadi buah favorit keluarga. Pertama disebut sawo manila kulon. Bentuk buahnya lonjong, berbiji banyak, bergetah, dan cukup tahan disimpan. Kedua, sawo manila Betawi. Bentuk buah juga lonjong, berukuran besar, tidak banyak getah, rasa manis, tapi kurang tahan di simpan.

Ketiga, sawo manila Malaysia. Ciri-cirinya, bentuk buah lonjong, berukuran besar dan rasa buahnya manis. Keempat, sawo manila karat. Bentuk buah agak lonjong, berukuran besar, berkulit tebal, kasar, dan berbintil-bintil kecil. kelima, sawo apel lilin.

Bentuk buah bulat, berukuran agak besar dan daging buah terasa agak keras. Keenam, aawo apel kelapa. Bentuk buah bulat kecil-kecil, berkulit tebal, bergetah, berbiji banyak, dan tahan disimpan. Dan terakhir sawo duren. Bentuk buah bulat, kulit buah halus, dan licin. Disebut sawo duren, karena aroma buahnya mirip dengan buah durian. Ada dua macam sawo duren, yakni sawo duren hijau dan sawo duren merah.

Khusus di Sumatra Barat, yang paling banyak tersedia adalah sawo manila kulon. Terbukti dengan daya tahannya yang bisa disimpan beberapa hari, dan getahnya juga banyak. Walaupun banyak memiliki potensi, warga Minang belum ada yang memanfaatkan getahnya untuk keperluan industri. Ini mungkin saja disebabkan oleh belum seriusnya warga dalam bertanam saos. umumnya saos hanya untuk keperluan konsumsi keluarga, dan tetangga dekat.

Untuk menanam sawo, bisa dilakukan dengan cara cangkok. Pilihlah cabang yang cukup besar, sehat, dan lurus. Buat dua keratan melingkar cabang dengan jarak 5 cm, dan lepas kulitnya. Kerik kambium, dan biarkan selama 3 – 5 hari. Gunakan zat pengatur tumbuh akar (misal Rootone F), lalu oleskan pada bidang sayatan. Ambil pembalut (sabut kelapa, lembaran plastik), lalu diikat pada bagian bawah keratan.

Selanjutnya, media cangkok (tanah subur dan pupuk kandang) diletakkan pada bidang keratan sembari dipadatkan hingga membentuk bulatan setebal 5 – 6 cm. Pembalut bagian atas juga diikat. Lalu ambil lidi, tusuk-tusukkan pada media yang telah terbungkus hingga membentuk lubang-lubang kecil.

Enam hingga delapan minggu kemudian, amatilah. Jika muncul akar-akar baru dari celah-celah pembalut, itu berarti pencangkokan sukses. Langkah selanjutnya adalah melakukan pendederan bibit cangkok sawo.

Siapkan polybag yang diisi campuran tanah subur dan pupuk kandang (1:1). Potong cangkokan, sebagian daun dan ranting. Lepas pembalutnya, dan masukkan di tengah-tengah polybag. Siram sampai basah. Simpan di tempat teduh dan aman. Setelah beradaptasi 4 minggu dan tunas-tunas baru bermunculan, bibit cangkok sawo dapat dipindahkan ke dalam pot.

POT DAN MEDIA TANAM

Mengingat tanaman ini nantinya diharapkan berbuah lebat, pilihlah pot yang kuat dan punya diameter sekurang-kurangnya 40 cm. Pot juga sebaiknya punya kaki dan berlubang pada bagian dasarnya. Media tanam harus lengkap berisi bahan organis dan

anorganis. Yang termasuk organis adalah pupuk kandang, kompos, atau humus. Sedangkan yang anorganis meliputi tanah subur, pasir, pecahan genting, atau bata merah. Untuk tabulampot sawo, Anda bisa pilih memilih media tanam, seperti campuran tanah subur, pasir dan pupuk kandang (2:1:1), atau campuran tanah, sekam padi dan pupuk kandang (1:1:1), atau campuran tanah, serbuk gergaji dan pupuk kandang (1:1:1).

Cara mengisi media, masukkan selapis pecahan genting di dasar pot. Tambahkan selapis mos dan ijuk, lalu tambahkan lagi campuran media tanam berupa tanah subur dan pupuk kandang. Jangan lupa, berikan obat Furadan atau Curater sebanyak 2 sendok makan. Keluarkan bibit dari polybag, potong sebagian akar, cabang, ranting, atau daun yang berlebihan. Setelah itu, tanam dan padatkan media tanamnya. Siram sampai basah, dan simpan di tempat teduh untuk sementara.

Sering kita jumpai, kondisi tabulampot sawo tampak kering, kurus dan ogah berbuah. Kenapa? Jawabannya pasti karena kurang atau tidak dilakukan pemeliharaan dengan baik. Untuk itu, Anda harus melakukan pemupukan NPK, yang dapat diperoleh di kios atau toko pertanian terdekat.

Pada umur satu bulan, beri pupuk NPK (15-15-15) sebanyak 50 gram per pot. Caranya, benamkan merata sedalam 10 cm. Pemupukan berikutnya setiap 3 bulan sekali. Namun demikian, jika tanaman mulai berbunga, sebaiknya menggunakan NPK yang memiliki kandungan fosfat dan kalium lebih tinggi. Misalnya, NPK 15-20-20. Beri sebanyak 100 gram per pot

AGAR RAJIN BERBUAH

Idealnya, pembungaan dan pembuahan tabulampot sawo berlangsung terus-menerus sepanjang tahun. Pembungaan paling lebat terjadi pada musim penghujan. Namun, terkadang macet juga. Nah, untuk merangsang pembuahan, silakan simak beberapa tips berikut:

1. Sekitar 3 bulan sebelum musim hujan, beri pupuk NPK (15-20-20), dilanjutkan dengan teknik pengeringan berselang-seling.

Contohnya, selama seminggu tidak disiram sama sekali (asal jangan sampai layu permanen). Setelah itu, siram sedikit demi sedikit selama 3 hari, dan keringkan lagi. Lakukan teknik pengeringan berulang-ulang hingga muncul tunas-tunas baru untuk

pembungaan.

2. Ikat pangkal batang tabulampot sawo dengan kawat. Tujuannya untuk membatasi transportasi air dan unsur hara dari dalam tanah yang berlebihan.

3. Jangan ragu menambahkan zat pengatur tumbuh, misalnya Dekamon atau Atonik.

4. Potong akar dengan menyisakan 3 cabang akar.


Sumber : http://blog.stikom.edu/sulist/2010/12/20/khasiat-sawo-acras-zapota-l/
Sumber gambar : cybermed.cbn.net.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...