Bumi kita Indonesia ini sangat kaya akan berbagai tanaman, termasuk di dalamnya tanaman rempah-rempah yang banyak digunakan sebagai bumbu-bumbu dalam memasak makanan. Rempah-rempah di samping sebagai bumbu masak ternyata terdapat berbagai jenis rempah-rempah yang mempunyai khasiat untuk penyembuhan penyakit secara tradisional
Sudah banyak dilakukan penelitian di seluruh penjuru dunia terhadap berbagai tanaman yang diduga memiliki khasiat obat, termasuk di dalamnya beberapa jenis tanaman yang mampu mengatasi tumor dan kanker, diantaranya adalah temu putih dan keladi tikus yang telah banyak digunakan dalam ramuan antikanker oleh para terapis tradisional dan terapis herbal.
Tanaman berkhasiat obat itu perlu dikembangkan, karena tanaman obat ini tak mengandung efek samping yang berarti bagi tubuh. Di samping itu, beberapa kalangan masyarakat telah banyak memiliki pengalaman dalam menggunakannya secara turun-temurun. Yang perlu ditingkatkan adalah upaya penelitian terhadap berbagai jenis tanaman obat ini.
Temu putih (Curcuma zedoaria) termasuk empon-empon yang berkhasiat obat. Rimpangnya dimanfaatkan sebagai campuran obat. Khasiatnya bermacam-macam, namun biasanya terkait dengan pencernaan. Lebih lengkap, rimpangnya dipakai sebagai obat kudis, radang kulit, pencuci darah, perut kembung, dan gangguan lain pada saluran pencernaan serta sebagai obat pembersih dan penguat (tonik) sesudah nifas. Di samping itu temu putih (juga temu mangga, kunyit, dan mahkota dewa) juga diyakini dapat dimanfaatkan untuk mengatasi tumor dan kanker.
Rimpang temu putih mengandung zat warna kuning kurkumin (diarilheptanoid). Komponen minyak atsiri dari rimpangnya terdiri dari turunan Guaian (kurkumol, kurkumenol, Isokurkumenol, Prokurkumenol, Kurkurnadiol), turunan Germakran (Kurdion, Dehidrokurdion); seskuiterpena furanoid dengan kerangka eudesman (Kurkolon). Kerangka Germakran (Furanodienon, Isofuranodienon, Zederon, Furanodien, Furanogermenon); kerangka Eleman (Kurserenon identik dengan edoaron, Epikurserenon, Isofurano germakren); Asam-4-metoksi sinamat (bersifat fungistatik). Dari hasil penelitian lain ditemukan kurkumanolid A, kurleumanolid B, dan kurkumenon.
Pengobatan penyakit tumor dan kanker dapat dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya terapi dilakukan dengan menggunakan teknologi modern dan terapi kimia, yakni dengan obat-obatan berbahan dasar kimia.
Terapi yang paling sering dilakukan adalah kemoterapi, radioterapi, dan kombinasi. Pada umumnya, terapi-terapi tersebut memiliki efek samping yang membuat para penderita merasa tidak nyaman dan malah mengeluhkan mual, rasa terbakar, saraf perasa tak berfungsi untuk sementara, pencernaan terganggu, dan rambut rontok.
Banyak penelitian banyak melaporkan, pemicu tumor dan kanker berasal dari pengaruh dalam maupun luar tubuh. Pengaruh dari dalam tubuh berupa unsur genetika. Sedangkan pengaruh dari luar tubuh adalah lingkungan, seperti makanan, udara, dan faktor tekanan lingkungan.
Karsinogenik atau zat karsinogen merupakan unsur yang dinilai banyak pengaruhnya dalam menciptakan ketidaknormalan pertumbuhan sel dalam tubuh. Unsur yang bersifat racun bagi tubuh ini terdapat pada makanan dan lingkungan (seperti polusi udara).
Untuk pencegahan tumor dan kanker, cara yang paling penting adalah menghindari unsur karsinogen ini. Cara lainnya adalah mengonsumsi bahan-bahan yang terbukti menghambat atau mencegah pertumbuhan tumor atau kanker. Bahan-bahan inilah yang disebut antitumor promoter.
Salah satu antitumor promoter adalah curcumin (rimpang kunyit dan temu-temuan seperti temu putih). Curcumin yang digunakan sebagai bumbu dan pewarna makanan itu memiliki zat aktif antioksidan, antiradang, dan antitumor.
Curcumin menghambat sel promyelocitik leukemia HL-60 (dalam kanker darah) dengan konsentrasi rendah sekitar 3,5 mikrogram/ml. Bahkan, daya hambat curcumin itu semakin tinggi bila dosisnya ditingkatkan.
Pengujian potensi sitotoksik beberapa jenis tumbuhan telah dilakukan di RSKD terhadap kanker serviks sel line. Tumbuhan itu antara lain Curcuma zedoaria (temu putih), Curcuma domestica (kunyit), dan Curcuma mangga (temu mangga), serta Phaleria macrocarpa Boerl. (mahkota dewa).
Dari penelitian tersebut, ternyata rimpang segar temu putih mempunyai potensi kematian sel kanker di atas 50 persen. Kemampuan ini pada konsentrasi 50, 100, 150, dan 200 mikrogram/ml. Sedangkan untuk sediaan jadi temu putih (ZF kapsul) mempunyai potensi kematian sel kanker di bawah 50 persen pada dosis yang sama. Sementara itu, daging buah segar mahkota dewa memiliki potensi kematian sel kanker di atas 50 persen pada konsentrasi 100, 150, dan 200 mikrogram/ml.
Beperapa orang telah membuktikan khasiat dari Curcuma Zedoaria sebagai obat yang mujarab. Di samping dapat mengatasi berbagai penyakit di atas, ternyata mengonsumsi Curcuma Zedoaria secara rutin dan teratur dapat menyembuhkan penyakit ambeien. Cerita seorang ibu rumah tangga yang telah menderita ambeien kronis (bengkak, keluar anus dan berdarah) mengonsumsi Curcuma Zedoaria selama tiga bulan berturut-turut, siang dan malam sesuai dengan anjuran orang yang menyuruhnya. Setelah mengkonsumsi Curcuma Zedoaria selama sebulan, ambeien yang dideritanya sudah tidak bengkak, dan tidak berdarah lagi. Pada bulan kedua ambeien yang dideritanya sudah tidak kelihatan lagi. Dan pada bulan ketiga sudah tidak ada lagi keluhan yang dirasakannya. Ambeiennya telah sirna.
Untuk memudahkan masyarakat dalam mengonsumsi Curcuma Zedoaria, sekarang ini telah tersedia kemasan dalam kapsul yang dapat diperoleh dengan mudah.
Tanaman berkhasiat obat itu perlu dikembangkan, karena tanaman obat ini tak mengandung efek samping yang berarti bagi tubuh. Di samping itu, beberapa kalangan masyarakat telah banyak memiliki pengalaman dalam menggunakannya secara turun-temurun. Yang perlu ditingkatkan adalah upaya penelitian terhadap berbagai jenis tanaman obat ini.
Temu putih (Curcuma zedoaria) termasuk empon-empon yang berkhasiat obat. Rimpangnya dimanfaatkan sebagai campuran obat. Khasiatnya bermacam-macam, namun biasanya terkait dengan pencernaan. Lebih lengkap, rimpangnya dipakai sebagai obat kudis, radang kulit, pencuci darah, perut kembung, dan gangguan lain pada saluran pencernaan serta sebagai obat pembersih dan penguat (tonik) sesudah nifas. Di samping itu temu putih (juga temu mangga, kunyit, dan mahkota dewa) juga diyakini dapat dimanfaatkan untuk mengatasi tumor dan kanker.
Rimpang temu putih mengandung zat warna kuning kurkumin (diarilheptanoid). Komponen minyak atsiri dari rimpangnya terdiri dari turunan Guaian (kurkumol, kurkumenol, Isokurkumenol, Prokurkumenol, Kurkurnadiol), turunan Germakran (Kurdion, Dehidrokurdion); seskuiterpena furanoid dengan kerangka eudesman (Kurkolon). Kerangka Germakran (Furanodienon, Isofuranodienon, Zederon, Furanodien, Furanogermenon); kerangka Eleman (Kurserenon identik dengan edoaron, Epikurserenon, Isofurano germakren); Asam-4-metoksi sinamat (bersifat fungistatik). Dari hasil penelitian lain ditemukan kurkumanolid A, kurleumanolid B, dan kurkumenon.
Pengobatan penyakit tumor dan kanker dapat dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya terapi dilakukan dengan menggunakan teknologi modern dan terapi kimia, yakni dengan obat-obatan berbahan dasar kimia.
Terapi yang paling sering dilakukan adalah kemoterapi, radioterapi, dan kombinasi. Pada umumnya, terapi-terapi tersebut memiliki efek samping yang membuat para penderita merasa tidak nyaman dan malah mengeluhkan mual, rasa terbakar, saraf perasa tak berfungsi untuk sementara, pencernaan terganggu, dan rambut rontok.
Banyak penelitian banyak melaporkan, pemicu tumor dan kanker berasal dari pengaruh dalam maupun luar tubuh. Pengaruh dari dalam tubuh berupa unsur genetika. Sedangkan pengaruh dari luar tubuh adalah lingkungan, seperti makanan, udara, dan faktor tekanan lingkungan.
Karsinogenik atau zat karsinogen merupakan unsur yang dinilai banyak pengaruhnya dalam menciptakan ketidaknormalan pertumbuhan sel dalam tubuh. Unsur yang bersifat racun bagi tubuh ini terdapat pada makanan dan lingkungan (seperti polusi udara).
Untuk pencegahan tumor dan kanker, cara yang paling penting adalah menghindari unsur karsinogen ini. Cara lainnya adalah mengonsumsi bahan-bahan yang terbukti menghambat atau mencegah pertumbuhan tumor atau kanker. Bahan-bahan inilah yang disebut antitumor promoter.
Salah satu antitumor promoter adalah curcumin (rimpang kunyit dan temu-temuan seperti temu putih). Curcumin yang digunakan sebagai bumbu dan pewarna makanan itu memiliki zat aktif antioksidan, antiradang, dan antitumor.
Curcumin menghambat sel promyelocitik leukemia HL-60 (dalam kanker darah) dengan konsentrasi rendah sekitar 3,5 mikrogram/ml. Bahkan, daya hambat curcumin itu semakin tinggi bila dosisnya ditingkatkan.
Pengujian potensi sitotoksik beberapa jenis tumbuhan telah dilakukan di RSKD terhadap kanker serviks sel line. Tumbuhan itu antara lain Curcuma zedoaria (temu putih), Curcuma domestica (kunyit), dan Curcuma mangga (temu mangga), serta Phaleria macrocarpa Boerl. (mahkota dewa).
Dari penelitian tersebut, ternyata rimpang segar temu putih mempunyai potensi kematian sel kanker di atas 50 persen. Kemampuan ini pada konsentrasi 50, 100, 150, dan 200 mikrogram/ml. Sedangkan untuk sediaan jadi temu putih (ZF kapsul) mempunyai potensi kematian sel kanker di bawah 50 persen pada dosis yang sama. Sementara itu, daging buah segar mahkota dewa memiliki potensi kematian sel kanker di atas 50 persen pada konsentrasi 100, 150, dan 200 mikrogram/ml.
Beperapa orang telah membuktikan khasiat dari Curcuma Zedoaria sebagai obat yang mujarab. Di samping dapat mengatasi berbagai penyakit di atas, ternyata mengonsumsi Curcuma Zedoaria secara rutin dan teratur dapat menyembuhkan penyakit ambeien. Cerita seorang ibu rumah tangga yang telah menderita ambeien kronis (bengkak, keluar anus dan berdarah) mengonsumsi Curcuma Zedoaria selama tiga bulan berturut-turut, siang dan malam sesuai dengan anjuran orang yang menyuruhnya. Setelah mengkonsumsi Curcuma Zedoaria selama sebulan, ambeien yang dideritanya sudah tidak bengkak, dan tidak berdarah lagi. Pada bulan kedua ambeien yang dideritanya sudah tidak kelihatan lagi. Dan pada bulan ketiga sudah tidak ada lagi keluhan yang dirasakannya. Ambeiennya telah sirna.
Untuk memudahkan masyarakat dalam mengonsumsi Curcuma Zedoaria, sekarang ini telah tersedia kemasan dalam kapsul yang dapat diperoleh dengan mudah.
http://farmakognocy.blogspot.com/2009/03/curcuma-zedoaria.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar