Secara tak sengaja kadang ada benda kecil yang masuk ke dalam mata kita (kelilipan). Sekali kelilipan, kita akan secara refleks mengusap mata. Dalam keadaan mengendarai kendaraan, mendadak penglihatan dan konsentrasi ke jalan berkurang drastis. Tak jarang tabrakan atau serempetan terjadi akibat hilangnya konsentrasi yang disebabkan oleh kelilipan ini.
Mata sebagai alat penglihatan bagi makhuk hidup pada umumnya. Mata dikatakan berfungsi normal apabila kornea dan lensa mata berperan layaknya lensa kamera, berfungsi memfokuskan cahaya yang masuk ke dalam mata untuk membentuk bayangan pada retina yang terletak di belakang mata. Pada keadaan normal, lensa mata dapat beradaptasi (berakomodasi) sesuai jauh-dekat objek yang dilihat. Bila cahaya dapat terfokus pada satu titik sempurna di retina, maka akan terbentuk bayangan yang jelas. Bagaimanapun, bila cahaya terfokus di depan atau di belakang retina, maka bayangan yang terbentuk akan tampak kabur. Keadaan ini disebut sebagai kelainan refraksi (mopia, hipermopia, astigmatisma).
Miopi terjadi ketika bayangan benda jatuh terfokus pada depan retina. Keadaan ini timbul akibat bola mata terlalu panjang atau daya akomodasi lensa terlalu kuat. Sebaliknya, hipermetropi terjadi ketika bayangan benda jatuh di belakang retina akibat bola mata pendek atau daya akomodasi lensa terlalu lemah. Berbeda dari dua sebelumnya, astigmatisma terjadi akibat kelainan kelengkungan permukaan kornea dan lensa sehingga cahaya yang masuk tidak akan jatuh pada satu titik. Namun kelainan refraksi bukanlah suatu penyakit, tetapi lebih merupakan variasi individu. Faktor yang mempengaruhipun berbeda pada setiap keadaannya.
Gejala miopia antara lain penglihatan kabur melihat jauh dan hanya jelas pada jarak tertentu/dekat, selalu ingin melihat dengan mendekatkan benda yang dilihat pada mata, gangguan dalam pekerjaan, dan jarang sakit kepala. Pada hipermetropia dirasakan sakit kepala terutama di dahi, silau, dan kadang juling atau melihat ganda. Kemudian pasien juga mengeluh matanya lelah dan sakit karena terus-menerus harus berakomodasi untuk melihat atau memfokuskan bayangan yang terletak di belakang retina. Seseorang dengan astigmatisma akan memberikan keluhan, apabila melihat jarak jauh kabur sedang melihat jarak dekat lebih baik, melihat ganda dengan satu atau kedua mata, melihat benda yang bulat menjadi lonjong, penglihatan akan kabur untuk jauh ataupun dekat, bentuk benda yang dilihat berubah, mengecilkan celah kelopak, sakit kepala, mata tegang dan pegal, mata dan fisik lelah. Koreksi mata astigmat adalah dengan memakai lensa dengan kedua kekuatan yang berbeda. Astigmat ringan tidak perlu diberi kaca mata.
Kelainan refraksi sudah lama ditangani secara medis, baik melalui penggunaan lensa, produk suplemen makanan, produk inovatif vision, maupun melalui bedak Laser Asissted In situ Interlamelar Keratomilieusis (Lasik).
Penggunaan kaca mata tidak menyembuhkan kelainan refraksi. Meningkatkan jumlah asupan makanan yang mengandung vitamin A, B, dan C akan sangat bagus bagi kesehatan mata. Beberapa kebiasaan yang diyakini dapat membantu dalam menjaga kesehatan mata.
Bermain di luar rumah itu bisa mencegah miopia (mata rabun) pada anak. Disarankan anak-anak bisa bermain di luar rumah sekitar 2 jam per hari. Karena cahaya alam itu beratus-ratus kali lebih terang darr pada cahaya buatan di rumah kita. Cahaya alam bisa memicu lepasnya suatu jenis zat kimia yg disebut dopamin. Dopamin ini dapat menghambat pertumbuhan bola mata anak kita. Cahaya di luar rumah bisa membantu pertumbuhan bola mata.
Beberapa kebiasaan yang kurang baik mendorong menurunnya fungsi mata, seperti membaca dalam penerangan yang kurang, sering-sering membaca sambil tiduran, berlama-lama berhubungan dengan layar (televisi, PS, Komputer), sering kena asap (rokok), sering terkena kilat cahaya yang kuat (api las), dan lain-lain.
Beberapa tahun belakangan masyarakat Indonesia juga sudah banyak yang bermunculan pengobatan alternatif (pengobatan mata), dengan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia di Indonesia.
Keben adalah salah satu tanaman yang buahnya menjadai bahan pengobatan alternatif ini. Pohon ini banyak tumbuh di daratan Papua.
Di lingkungan Keraton Yogyakarta juga berdiri tegak beberapa pohon
Keben, dengan tinggi mencapai puluhan meter dengan banyak buah bergelantungan di sana. Biasanya buah keben ini dimanfaatkan oleh anak-anak sekitar Keraton sebagai alat/sarana dalam suatu permainan anak-anak. Pohon ini dengan daunnya yang lebar ini membuat buahnya yang juga berwarna hijau, sekilas tidak nampak, dan sulit terlihat dengan cepat.
Keben, adalah salah satu nama tanaman yang menjadi bahan utama dalam pengobatan mata dengan media herbal. Ekstrak buah keben di buat dalam bentuk kemasan cair (obat tetes) yang mudah pemakaiannya. Pengobatan dengan memanfaatkan buah keben ini diyakini mampu mengatasi penyakit mata seperti katarak, petrigium, glaucoma, myopia (mata minus), hipermetropia (amata plus), astigmatis, dan infeksi mikroba.
http://farmakognocy.blogspot.com/2009/03/sakit-mata-pakai-keben.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar